“Keabadian bukan ditentukan oleh seberapa sering seseorang menang. Melainkan yang membuat seseorang abadi dan terus bertahan adalah kegigihan yang tak pernah padam.”
Adagium di atas bukan bermaksud untuk menjadikan seseorang abadi secara nyata. Melainkan sebuah sentuhan motivasi dan semangat bagi siapapun yang tengah berjuang untuk mewujudkan dan menciptakan sesuatu yang sedang dijalaninya agar menemukan sebuah titik keberhasilan dalam jalannya. Termasuk aku.
Banyak orang diluaran sana yang tengah berjuang menjalani hidup, meskipun dengan begitu banyaknya kegagalan yang mereka lalui. Ada yang pantang menyerah dan kembali berjuang, lalu ada juga yang sudah menyera dan memilih untuk tidak kembali bangkit, serta yang terakhir memilih jalan satu-satunya yaitu kematian karena sudah jengah dengan setiap kegagalan yang ditemui. Tapi, satu hal yang sepertinya akan aku sampaikan kepada setiap orang yang mengalami itu, bahwa yakinlah kegagalan itu merupakan sebuah bentuk keberhasilan yang tertunda. Dan keberhasilan itu sendiri merupakan bentuk akumulasi dari setiap kegagalan yang ditemuinya. Karena, ketika seseorang telah berhasil, kita pun tidak tahu sudah seberapa banyak dia telah mengalami kegagalan dalam hidupnya. Justru dengan kita belajar dari setiap kegagalan yang menghampiri merupakan langkah kita mendekatkan diri dengan keberhasilan.
Meskipun begitu, aku selalu merasakan terkadang dunia ini tidak adil bagiku. Sudah berpuluh-puluh kegagalan yang aku dapat. Sudah berkali-kali aku memperbaiki setiap kesalahan dari kegagalan itu, sudah berusaha untuk kembali bangkit dari keterpurukan karena mendapatkan kegagalan. Namun kenyataannya, kegagalan selalu menghampiri dan keberuntungan serta keberhasilan belum mau berpihak padaku. Aku pun sempat merasa putus asa dan ingin menyerah dalam berjuang untuk menggapai keberhasilan yang aku inginkan itu. Tapi, perkataannya Sutan Sjahrir yang dijuluki Bung Kecil mengatakan ”Hidup yang tidak dipertaruhkan tidak akan dimenangkan” membuatku kembali bangkit dan berjuang untuk yang sekelian kalinya. Selain itu, aku juga memahami bahwa untuk mencapai keberhasilan itu jalannya tidak semudah dan semulus jalan tol yang baru bangun dan dibuka. Melainkan seperti jalan desa yang medannya berliuk-liuk, kadang mendapatkan tanjakan, kadang juga turunan, terkadang jalannya mulus, tetapi banyak juga yang jalannya berlobang sehingga harus hati-hati dalam menjalankan kendarannya. Karena jika tidak hati-hati, bisa saja kita mengalami kecelakaan yang diakibatkan oleh lubang jalan yang besar-besar itu.
Namun, untuk mencapai keberhasilan yang kita inginkan tersebut, tidak hanya serta merta berdiam diri memikirkan berbagai skenario untuk mencapai keberhasilan atau terus melakukan sebanyak-banyaknya kegagalan. Tetapi, hanya dua yang menjadi faktor penting menurutku tentang bagaimana caranya kita bisa menemukan dan mewujudkan sebuah keberhasilan tersebut. Terus mencoba dan pantang menyerah serta mengevaluasi setiap kegagalan-kegagalan sebelumnya. Tanpa dua faktor itu, mungkin kita akan menyerah begitu saja ditengah jalan ketika dihadapkan kegagalan karena banyaknya rintangan ataupun kita terus mencoba tanpa sedikitpun memperbaiki apa yang menjadi kendala serta sebab keberhasilan itu tidak didapat. Less think act more.
Bagi orang-orang yang beragama, bukankah sudah jelas bahwa Tuhan memberikan garansi dan janji kepada setiap umatnya keberhasilan yang berbeda-beda. Jangankan keberhasilan, sesuatu bernama rezeki pun sudah diatur oleh Tuhan. Namun, Tuhan pun disana memberikan syarat kepada umatnya bahwa untuk mencapai sebuah keberhasilan maupun mendapatkan rezeki perlu adanya ikhtiar yang dilakukan oleh umatnya itu. Konteks ikhtiar disini, jika boleh aku memberikan sedikit pandangan dangkalku bahwa tidak hanya seseorang itu terus mencoba dan melakukan segala sesuatu dengan sekonyong-konyong, melainkan juga perlu adanya sebuah strategi dan taktik yang harus disiapkan. Strategi dan taktik ini sifatnya tidak kaku dan selalu dinamis mengikuti kondisi yang sedang dijalaninya. Hal itulah yang menjadi sebuah prakondisi bagaimana seseorang itu terus belajar dan mengevaluasi setiap kesalahan-kesalahan dalam menjalankan ikhtiar tersebut, serta merubah strategi dan taktik yang pas agar kesalahan sebelumnya tidak terulang kembali.
Sejauh yang aku ketahui, bahwa setiap keberhasilan pasti membutuhkan kegagalan sebelumnya, dan setiap kegagalan merupakan bentuk dari percobaan-percobaan untuk mencapai keberhasilan. Karena hidup adalah rangkaian dari setiap percobaan yang selalu kita lakukan. Dari mulai semenjak kita turun ke dunia yang fana ini kita selalu melakukan berbagai percobaan. Pun dalam fase hidup ini pun adalah rangkaian dari percobaan. Mulai lahir kita mencoba untuk merangkak, setelah bisa merangkak kita mencoba lagi untuk bisa berjalan, setelah berjalan kita mencoba untuk berlari. Lalu yang awalnya kita hanya mampu merengek dan menangis, akhirnya mencoba untuk berbicara, setelah lancar berbicara kita mencoba lagi untuk berpidato dan berorasi. Begitupun dengan mencintai, kita mencoba untuk mencintai dan akhirnya bisa mencintai, meskipun hanya ada dua pilihan, kita mencitai dan dicintai atau kita hanya sebatas mencintai tetapi tidak dicintai. Begitulah sepertinya roda kehidupan berjalan. Siapapun yang hidup pasti akan berada di dalam roda tersebut. Siapapun itu!.
Menjadi seseorang yang berhasil tidaklah mudah, begitupun menjadi seseorang yang gagal juga tidak mudah dan indah. Untuk mencapai sebuah keberhasilan ada konsekuensi yang harus kita terima dan jalani, mulai dari hilangnya beberapa aktivitas yang biasanya dilakukan. Karena untuk menjadi orang yang berhasil, hal yang paling utama untuk dilakukan adalah fokus, dan ketika kita fokus mengejar keberhasilan tersebut pasti ada aktivitas-aktivitas lainnya yang kita tinggalkan. Hanya orang yang mampu fokus dan bisa menentukan prioritas lah yang nantinya akan menjadi orang yang berhasil dan menjadi pemenang.
