dan kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak beriman” (Q.S. Al-Anbiya : 30)

“Dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan, padanya kamu menggembalakan ternakmu” (Q.S. An-Nahl : 10)

Di atas adalah dua dari banyaknya firman Allah SWT yang menjelaskan tentang air. Jika saja kita sebagai manusia lebih khususnya sebagai seorang muslim memahami lebih dalam apa yang dijadikan pedoman hidup umat Islam yaitu Al-Qur’an dan mampu mengamalkan dalam kehidupan kesehariannya, maka kita akan menjadi pemimpin di muka bumi ini yang bisa meminimalisir dalam melakukan pengrusakan di muka bumi. Karena apa? Karena sejatinya segala sesuatu yang Allah berikan kepada kita di muka bumi ini mempunyai peranan dan fungsi yang sangat penting untuk menunjang kehidupan umat atau makhluknya di muka bumi. Salah satunya adalah air yang merupakan hal yang paling fundamental yang dibutuhkan manusia bahkan setiap makhluk hidup untuk melanjutkan dan menjalani kehidupannya.

Berbicara masalah air adalah berbicara tentang manusia dan makhluk hidup lainnya. Karena manusia dan makhluk hidup lainnya tidak bisa dipisahkan dari yang namanya air. Bahkan dalam tubuh setiap manusia dan makhluk hidup pun sebagian besar terdiri dari cairan atau air. Menurut beberapa pakar kesehatan pun menjelaskan bahwa unsur atau elemen terpenting yang dibutuhkan manusia adalah air. Tanpa air, tidak akan ada kehidupan di dunia ini, karena manusia, hewan, dan tumbuhan tiap harinya membutuhkan asupan air bagi tubuhnya agar tetap hidup. Jika manusia contohnya kekurangan asupan air kedalam tubuhnya maka akan mengalami dehidrasi.

Dilansir dari https://www.keselamatankeluarga.com/kebutuhan-air-bagi-tubuh-manusia/ bahwa air merupakan sarana transportasi didalam tubuh untuk mengirimkan zat-zat gizi ke semua sel. Air juga merupakan hal yang penting untuk pencernaan,untuk menyerap, asimilasi dan ekskresi. Manusia bisa bertahan hidup tanpa makanan kurang lebih selama satu bulan, tetapi manusia tidak akan mampu bertahan hidup tanpa air lebih dari 7 hari. Karena jika lebih dari 7 hari manusia tidak mendapatkan asupan air, fungsi organ dan sel dalam tubuh akan bereaksi dan akan menimbulkan dehidrasi yang selanjutnya sel dalam tubuh tidak akan sanggup lagi menahan dari tidak adanya asupan air kedalam tubuh.

Selain daripada air merupakan elemen penting dalam menunjang metabolisme dalam tubuh manusia, kebutuhan manusia tidak hanya berhenti pada kebutuhan biologis semata. Air juga memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian. Dalam hal paling sederhana yaitu terkait sektor pertanian berupa sawah, ladang, atau metode hidroponik yang membutuhkan air. Tidak ada satupun dalam sektor pertanian yang tidak membutuhkan air dalam proses pertumbuhannya.

Melihat dari begitu banyaknya kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya terhadap air, maka timbullah sebuah pertanyaan mendasar; sudah sejauh mana kita menjaga, merawat dan mempertahankan air? Karena tidak menutup kemungkinan, ada yang masih belum merasa bahwa air merupakan hal fundamental yang dibutuhkan makhluk hidup sebagai salah satu penunjang keberlanjutan kehidupan. Kenapa demikian? mari kita lihat realita dalam kehidupan  bahwa banyak manusia-manusia yang secara tidak sadar sudah melakukan pengrusakan dan pencemaran terhadap air dan atau tempat dimana air itu mengalir.

Kita ambil contoh semisal penggunaan detergen untuk keperluan mencuci baju, mencuci piring, mencuci motor. Efek dari banyaknya penggunaan detergen, bias menyebabkan air terkontaminasi oleh zat kimia yang terkandung dalam detergen tersebut dan itu bisa mengurangi terhadap kualitas air. Memang benar, Manusia hari ini tidak bisa dipisahkan dari detergen dalam penggunaannya sehari-hari, dan bisa dibilang tidak mungkin jika manusia sepenuhnya tidak memakai detergen. Tapi apakah itu sudah terlambat? Belum.

Satu lagi contoh yang menyebabkan air semakin hari semakin mengalami kerusakan dalam hal kualitas yaitu karena faktor berkurang dan mulai menghilangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan yang notabene merupakan habitat air yang bersih dan jernih itu berasal.

Apalagi hari ini kia dihadapkan pada satu dari sekian banyak persolana tentang keberlangsungan hidup makhluk hidup, yaitu krisis air bersih. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memprediksikan bahwa semua wilayah pantai utara dari mulai Banten sampai Banten akan mengalami lonjakan urbanisasi yang berpotensi defisit air bersih pada tahun 2040.

Memang, krisis air bersih bukan sesuatu hal yang baru, baik di Indonesia maupun di Dunia. Berdasarkan data dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada tahun 2019 mencatat sebanyak 2,2 miliar orang atau seperempat populasi dunia masih kekurangan air minum yang layak dikonsumsi. Sementara itu, 4,2 miliar orang tidak memiliki layanan sanitasi yang aman da 3 miliar tidak memiliki fasilitas cuci tangan dasar.

Seorang filsuf awal yang disebut sebagai salah satu filsuf alam, Thales berpikiran dan berpendapat bahwa air adalah prinsip dasar segala sesuatu. Air menjadi pangkal, pokok, dan dasar dari segala-galanya yang ada di alam semesta. Pemikiran tersebut timbul dikarenakan air adalah segalanya, setiap bahan makanan makhluk hidup mengandung unsur air dan makhluk hidup sendiri juga memerlukan air untuk hidup. Diperkuat juga oleh zat air yang dapat berubah-ubah dan tidak konstan (cair, padat, dan gas).

Meskipun banyak juga filsuf yang tidak menyetujui pandangan filsafatnya Thales bahwa air adalah sumber kehidupan, tetapi ini layak menjadi sebuah bahan refleksi dan renungan bagi kita sebagai makhluk hidup untuk senantiasa memaknai peranan air bagi kehidupan dan kelangsungan hidup makhluk hidup.

Karena jika tidak dimulai dari sekarang untuk bisa memanfaatkan air dengan tetap menjaga kelangsungan air bersih, prediksi dari PBB bisa kita minimalisir sedini mungkin. Jangan sampai kita sebagai makhluk ekologis meninggalkan warisan kepada anak cucu kita sebuah kondisi yang sulit, sebuah kondisi dimana sudah tidak adanya air bersih yang layak untuk dikonsumsi.

Sebagaimana yang diucapkan oleh seorang ahli biologi asal Amerika, Lynn Margulis dalam salah satu seminarnya, beliau mengatakan bahwa Hidup di bumi lebih seperti kata kerja. Memperbaiki, menjaga, menciptakan kembali, dan memenangkannya.”

Semoga kita sadar bahwa Ekonomi tanpa Ekologi tidak ada artinya sama sekali.